Penyebab Kematian Ibu Pasca Persalinan


https://www.dokteranak.web.id/artikelFaktor predisposisi adalah infeksi genital pada masa nifas yang disebabkan oleh persalinan macet, ketuban pecah dini, pemeriksaan dalam yang telalu sering, pemantauan janin intraMiss Vl, dan bedah sesar.

Walaupun bedah sesar termaksud dalam resiko, sebenarnya hal ini disebabkan oleh persalinan dan lingkungan (keterbatasan sarung tangan, air bersih, sabun dll).

Pada bedah sesar, resiko infeksi didapatkan lebih tinggi dari pada persalinan perMiss Vm. Kuman penyebab utama adalah E.coli, streptococci, anaeorobic microorganisms seperti bacteroides, dan gonococci.


Chalmydia trachomatis sering menjadi penyebab, tetapi dengan gejala klinik yang relatif ringan, kemudian dapat terjadi peritonitis dengan risiko perihepatitis serta sumbatan pada tuba Fallopi.

 
BACA:  Diagnosis dan Tindakan Menghadapi Atonia Uteri

Gambaran klinik hampir serupa. Demam adalah tanda klinik utama. Sering juga tidak dijumpai tanda klinik lain. Kadang-kadang didapatkan adanya nyeri pada uterus.

Peningkatan suhu (> 380 C) pada saat persalinan (korioamnionitis)  adalah selalu tanda bahaya yang mengawali infeksi pascapersalinan berat.

Penyebab lain adalah endometritis, atau mungkin tepatnya adalah, metritis. Pengobatan yang direkomendasikan oleh WHO adalah pemberian antibiotika dan melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan di tingkat berikutnya.

Salah satu penyebab infeksi nifas yang paling berbahaya dan menyebabkan kematian adalah Grup A Streptokokus (GAS) atau Streptococcus pyogenes.

Pada saat ini beberapa sindrom baru ditemukan antara lain adalah Streptococcal Toxic Shock Syndrome (Strep TSS), yang disebabkan oleh endotoksin yang diproduksi oleh GAS.

Dinegara berkembang thromboembolic disease (TED) juga termaksud dalam daftar penyebab kematian ibu.

JANGAN LEWATKAN