Pemberian Antibiotika Pada Kehamilan dan Persalinan


https://www.dokteranak.web.id/artikelAntibiotika harus diberikan apabila terhadap infeksi, misalnya pada kasus sepsis, syok septic, cedera intraabdominal, dan perforasi uterus.

Apabila tidak terdapat tanda-tanda infeksi, misalnya pada syok perdarahan, antibiotika tidak perlu diberikan.

Apabila diduga  ada proses infeksi yang sedang berlangsung, sangat penting untuk memberikan antibiotika dini. Sebelum pembedahan dilakukan, antibiotika harus diberikan setidak-tidaknya sebagai pencegahan.


Pada kasus syok, pemberian antibiotika intravena lebih diutamakan sebab lebih cepat menyebarkan obat ke jaringan yang terkena infeksi.

 

Apabila pemberian intravena tidak dimungkinkan, obat dapat diberikan intramuscular. Pemberian antibiotika per oral diberikan apabila pemberian intravena dan intramuscular tidak dapat dilakukan dan pasien tidak dalam kondisi syok, pada infeksi ringan, atau untuk mencegah infeksi yang belum timbul, tetapi diantisipasi dapat terjadi sebagai komplikasi.

BACA:  Waspadai Penularan Virus Toxoplasma Pada Ibu Hamil

Oleh karena identifikasi kuman pathogen tertentu biasanya tidak dimungkinkan dan kuman pathogen ganda mungkin telah terdapat di tempat infeksi, untuk kebanyakan kasus dipilih antibiotika berspektrum luas yang efektif terhadap kuman Gram negatif, gram positif, anerobik, dan klamidia.

Antibiotika harus diberikan dalam bentuk kombinasi agar diporoleh cakupan yang luas. Penggunaan antibiotika dalam kehamilan dan persalinan dengan janin hidup harus dipertimbangkan masak-masak dengan memperhatikan efek samping setiap jenis antibiotika terhadap janin.

Profilaksis antibiotika ialah pemberian antibiotika untuk pencegahan infeksi pada kasus tanpa tanda-tanda dan gejala infeksi.

BACA:  Tanda Dan Cara Penanganan Kuning Pada Bayi

Antibiotika diberikan dalam dosis tunggal, paling banyak ialah tiga kali dosis. Sebaiknya prfilaksis antibiotika diberikan setelah tali pusat diklem untuk menghindari efeknya pada bayi.

Profilaksis antibiotika yang diberikan dalam dosis terapeutik selain menyalahi prinsip juga tidak perlu dan suatu pemborosan bagi penderita.

Risiko penggunaan antibiotika berlebihan ialah resistensi kuman, efek samping, toksisitas, reaksi alergik, dan biaya yang tidak perlu dikeluarkan.

JANGAN LEWATKAN