Mengenal Gejala Kista Yang Tumbuh Di Ovarium


Mengenal Gejala Kista Yang Tumbuh Di OvariumMengenali gejala – gejala penyakit kista sejak dini wajib di ketahui terutama untuk kaum wanita. Kista dapat memberikan berbagai keluhan seperti nyeri sewaktu haid, nyeri perut bagian bawah, sering merasa ingin buang air besar atau kecil, dan pada keadaan yang sudah lanjut dapat terasa benjolan pada daerah perut. Untuk jenis kista folikel, biasanya tidak memberikan rasa nyeri, sehingga kebanyakan penderita tidak menyadarinya. Namun, jika kista pecah, misalnya saat berhubungan seksual, penderita akan merasa nyeri yang bertambah

Gejala kista sering muncul pada masa-masa kehamilan. Biasanya sebagian besar kista pada masa-masa tersebut tidak bersifat kanker. Kista juga biasa di alami oleh wanita yang telah menopause, usia sekitar 50-70 tahun. Pada usia ini, memiliki kista di ovarium berarti memiliki resiko yang tinggi untuk menderita kanker ovarium. Jika kista tumbuh di usia 50 tahun keatas, dokter akan menyarankan untuk melakukan operasi pengagkatan kista.

Gejala Kista Di Ovarium.


Dalam kondisi normal kista yang tumbuh di ovarium tidak menimbulkan gejala kista. Ini dikarenakan keberadaan kista merupakan bagian dari fungsional tubuh. Kista di ovarium terdeteksi melalui pemeriksaan fisik yang rutin atau menggunakan pemindai ultrasonik. Tetapi tidak menutup kemungkinan, pada beberapa kasus gejala kista muncul.

 
BACA:  Eritrosit adalah Komponen Transfusi Darah

Gejala yang muncul antara lain :

  • Sakit di perut bagian bawah atau di bagian panggul yang timbul tenggelam, terkadang terasa sangat menyakitkan secara tiba-tiba.
  • Menstruasi yang tidak teratur.
  • Merasakan sakit ketika berhubungan seksual.
  • Merasakan seperti ada tekanan di perut bagian bawah atau di sekitar panggul yang semakin lama semakin terasa.
  • Merasakan sakit di panggul dalam jangka waktu yang panjang selama periode menstruasi, biasanya diiringi pula dengan rasa sakit di area punggung bagian bawah.
  • Merasakan sakit di panggul setelah olahraga berat ataupun setelah berhubungan seksual.
  • Merasakan sakit atau merasakan ada tekanan ketika buang air kecil dan buang air besar.
  • Mual-mual dan muntah.
  • Merasakan sakit pada area Miss V dan terjadi bercak-bercak pendarahan di Miss V.
  • Mengalami ketidak suburan.

Anda perlu segera berkonsultasi dengan praktisi kesehatan apabila terjadi gejala kista berupa demam, merasakan sakit yang tidak biasa atau mengalami keram di sekitar perut bagian bawah dan area sekitar panggul, perut bagian bawah mengeras, merasakan lemas, pening hingga pingsan, tinggi atau rendahnya tekana darah secara tiba-tiba yang tidak berkaita dengan treatmen pengobatan, kesulitan buang air kecil, menurunnya berat badan tapa alasan yang jelas, serta merasakan berat yang tidak biasa di bagian perut atau panggul dan mengalami nafas yang cepat.

BACA:  Indikasi dan Kontraindikasi Analgesia Epidural

Anda juga perlu segera menghubungi ahlinya apabila gejala kista diikuti dengan wajah yang telah memucat atau anemia yang mungkin disebabkan karena terlalu banyak darah yang dikeluarkan, menstruasi yang tidak normal yang menimbulkan keluarnya darah yang terlalu banyak, terjadi pembengkakan atau ukuran perut yang menjadi tidak normal, merasakn nyeri di perut apabila mengkonsumsi obat pencuci darah seperti warfarin, serta adanya rambut yang tumbuh di daerah wajah menjadi lebih banyak menyerupai laki-laki.

Deteksi Kista.

Apabila terjadi gejala kista, untuk memastikan kebaradaan kista dan mengetahui tingkat bahaya kista, dokter akan melakukan beberapa pengujian. Ada beberapa cara pengujian, yaitu:

BACA:  Jenis dan Etiologi Syok Dalam Kebidanan

1.   Penggunaan gelombang ultrasonik.

Pengujian ini menggunakan gelombang ultrasonik untuk menghasilkan gambar tubuh. Dengan metode ini, dokter dapat melihat bentuk, ukuran, letak dan berat kista apabila kista berisi cairan, padatan ataupun campuran dari keduanya.

2.   Pengujian kadar hormon.

Pengujian kadar hormon ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh kerja hormon terhadap gejala penyakit yang muncul.

3.   Tes darah.

Tes ini diperlukan untuk mengetahui apakah kista berpotensi menjadi kanker atau tidak. Pada tes ini, dilakukan penganalisaan keberadaan substansi dalam darah yang disebut dengan antigen kanker 125(CA-125). Keberadaan CA-125 berkaitan erat dengan kanker ovarium. Tetapi untuk memastikan kebeadaan kanker ovarium tidak cukup dengan hasil positif yang menunjukkan keberadaan CA-125. Beberapa penyakit lain juga mengalami gejala meningkatnya CA-125, misalnya pada penyakit uterine fibroids dan endometriosis. Kasus diluar kanker dengan CA-125 tinggi sering terjadi pada wanita berusia di bawah 35 tahun. Kanker ovarium sangat jarang terjadi di usia-usia ini.

JANGAN LEWATKAN