Diagnosis, Pentatalaksanaan, Prognosa dan Pencegahan Preeklampsia


Diagnosis preeklampsia ringan ditegakkan jika kedua kriteria berikut dapat dipenuhi:

Pertama, tekanan darah ≥ 140/90 mmHg setelah usia kehamilan 20 minggu dalam dua kali pengukuran dengan interval minimal 6 jam namun tidak lebih dari 7 hari.

Pada pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan harus dilakukan saat pasien duduk atau setengah bersandar. Lengan kanan diposisikan sejajar dengan jantung.


Pengukuran tekanan darah sebelumnya harus diketahui sebab tekanan darah umumnya meningkat pada trimester kedua.

 

Kedua, proteinuria lebih dari 300 mg pada urin 24 jam atau mendapat 1+ (30 mg/dL) pada dua kali pemeriksaan dengan interval 6 jam namun tidak lebih dari 7 hari.

Dapat pula ditemukan peningkatan hematokrit, kreatinin, enzim hati, hitung trombosit, pemanjangan waktu PT dan aPTT, penurunan jumlah fibrinogen, dan nilai asam urat yang lebih dari 5 mg/dL.

Preeklampsia pada Kehamilan

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan untuk pasien dengan preeklampsia ringan adalah lebih kepada tidakan konservatif. Adapun konservatif ini bertujuan untuk tetap mengontrol tekanan darah agar, pasien jangan jatuh dalam keadaan preeklampsia berat.

BACA:  Metode Penundaan Kehamilan Tanpa Alat Kontrasepsi

Bedrest merupakan terapi utama pada wanita dengan preeklampsia sampai hari ini. Meskipun hanya sedikit teori yang mendukungnya sebab bedrest selama kehamilan dapat meningkatkan resiko tromboembolisme.

Namun dengan tidur pada sisi sebelah kiri tubuh, maka aliran darah ke plasenta meningkat, aliran darah keginjal juga lebih banyak, tekanan vena pada ekstrimitas bawah turun, dan reabsorsi cairan dari daerah tersebut bertambah.

Selain itu, juga dapat mengurangi kebutuhan volume darah yang beredar. Oleh sebab itu, dengan istirehat, tekanan darah biasanya turun dan edema berkurang.

Sebagian besar klinisi menawarkan nonstress test (NST) dan biophysical profile (BPP) pada saat diagnosis kehamilan dan selanjutnya setiap 2 minggu sampai pasien melahirkan.

Jika usia kehamilan 34 minggu atau lebih dan terjadi pecah ketuban, pemeriksaan janin yang abnormal, kemajuan persalinan, atau restriksi pertumbuhan janin akibat adanya preeklampsia ringan maka melahirkan adalah terapi yang direkomendasikan.

Untuk membantu pematangan paru maka dapat diberikan betamethasone (12 mg IM interval 24 jam sebanyak 2 kali) atau dexametahsone (6 mg IM interval 12 jam sebanyak 4 kali).

BACA:  Faktor Penyebab Terjadinya Preeklampsia pada Ibu Hamil

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium seperti hematokrit, trombosit, kreatinin, protein urin, LDH, GOT, GPT, dan asam urat harus dilakukan satu atau dua kali seminggu.

Pengontrolan Tekanan Darah

Pengontrolan tekanan darah dilakukan tiap dua kali dalam seminggu. Pemberian fenobarbital 3 x 30 mg sehari, akan menenangkan penderita dan dapat juga menurunkan tekanan darah.

Jika terdapat tekanan diastolik lebih dari 105 mmHg dan sistolik lebih dari 160 mmHg Maka dapat diberikan obat anti Hipertensi.

Namun, pada umumnya pemberian diuretika dan antihipertensiva tidak terlalu dianjurkan, karena obat – obat tersebut tidak dapat menghentikan proses penyakit, dan prognosis janin, malah dapat menutupi gejala preeklampsia berat.

Pemberian terapi Antikonvulsan

Belum ada konsensus mengenai perlunya pemberian profilaksis magnesium sulfat untuk mencegah kejang pada pasien preeklampsia ringan.

Melahirkan

Kehamilan yang berkomplikasi pada preeklampsia ringan pada usia kehamilan 37 minggu atau lebih harus ditangani dengan melahirkan sesegera mungkin. Induksi persalinan, tanpa memperhatikan keadaan serviks, dapat dilakukan. Seksio sesar pun dapat dilakukan berdasarkan indikasi yang ada.

BACA:  Embrio Blastokista

Jika usia kehamilan kurang dari 37 minggu, maka sebagian besar pasien sebaiknya dirawat di rumah sakit agar memudahkan pengawasan terhadap kemungkinan terjadinya preeklampsia berat atau eklampsia.

Beberapa wanita dengan hipertensi gestasional dan preeklampsia ringan dapat ditangani tanpa perlu dirawat di rumah sakit dengan syarat pasien harus melakukan pemeriksaan maternal-fetal dengan teratur.

PROGNOSIS

Deteksi dini dan pemeriksaan obstetrik yang teratur dapat menghasilkan prognosis yang baik. Riwayat preeklampsia dapat meningkatkan resiko penyakit vaskuler seperti hipertensi thrombosis, iskemik jantung, dan strok.

PENCEGAHAN

Pengaturan diet seperti suplementasi kalsium dipercaya dapat mengurangi resiko terjadinya preeklampsia.

Selain itu, pemberian aspirin 60 mg juga terbukti menekan tromboksan sehingga prostasiklin menjadi lebih dominan. Konsumsi antioksidan seperti vitamin C dan E juga dipercaya dapat mencegah terjadinya preeklampsia.

JANGAN LEWATKAN